Senin, 30 April 2012

pembahsan asosiasi bebas


Nahh ini pembahasan mengenai hasil yang kelompok kami buat dengan kasus lesbian
PEMBAHASAN :
*  Metode : Asosiasi bebas
Kami meminta subjek untuk berbaring senyaman mungkin, tapi subjek menolak dan berkeinginan untuk duduk selama proses terapi berlangsung. Akhirnya subjek memilih sendiri posisi nyamannya, subjek juga tidak keberatan jika ada banyak orang saat proses terapi berlangsung.

*  Identitas Subjek
Nama                              : GH
Usia                                 : 23 tahun
Jenis Kelamin                 : Perempuan
Persoalan yang dihadapi : Menyukai sesama jenis


*  Kesimpulan cerita :
Subjek merupakan anak dengan orangtua yang berbeda agama, ibundanya seorang yang beragaman kristen, dan ayahnya beragaman islam. Subjek tidak pernah menanyakan mengenai masa lalu orang tuanya, suatu ketika subjek pernah mengungkit mengenai hal sensitif ini, tapi sang ibu menolak untuk menceritakannya, sejak saat itu subjek tidak pernah bertanya lagi. Subjek memiliki pengalaman kurang menyenangkan dengan ayahnya. Saat subjek masih kecil, ayahnya menceraikan ibunya. Sang ayah pun diketahui memiliki 3 orang istri, ibu subjek adalah istri pertamanya, saat bercerai ayah subjek membawa serta istri ke 2 nya. Seakan-akan subjek merasakan apa yang dirasakan ibunya, subjek pun marah dengan sikap ayahnya. Ibu subjek kemudian menikah lagi, dan masih menjalani biduk rumah tangganya hingga saat ini. Sejak kecil subjek dirawat oleh ayah tirinya, yang kemudian diaku subjek sebagai ayah kandungnya. Subjek mengatakan kepada kami, jika ayah kandungnya dianggap telah tiada. Saat masih kecil, ayah kandung subjek sering datang berkunjung, saat usia sebelum TK, subjek sudah mengetahui bahwa laki-laki yang sering datang adalah ayah kandungnya. Ayah kandung subjek sering datang bersama istri barunya, mereka juga suka mengajak subjek berjalan-jalan.
Saat memasuki remaja, subjek mulai mengetahui semua cerita masa lalunya dari sang tante, subjek pun mulai memahami kondisinya. Subjek sempat tinggal bersama ayahnya selama beberapa tahun, tapi kemudian kembali kepada ibunya. Meski segala fasilitas terpenuhi, subjek merasa semuanya tidak cukup, saat itu subjek tinggal dengan istri-istri ayahnya, dan anak dari istri-istri ayahnya yang lain, meski diperlakukan dengan baik, tapi subjek merasa tidak nyaman tinggal disana.
Dalam situasi seperti ini diusia yang labil, akhirnya subjek memilih untuk berpacaran dengan sesama jenis. Meski ketertarikannya dengan perempuan mulai terlihat sejak subjek duduk dibangku sd. Hingga kini subjek masih menyukai sesama jenis, dan memiliki pasangan.
Subjek juga pernah mendapatkan penolakan dari kakeknya, saat subjek lahir, kakeknya menolak kehadiran subjek, entah apa yang sebenarnya terjadi, tapi lambat laun sang kakek pun dapat menerima kehadiran subjek, meski subjek mengaku lebih dekat dengan neneknya.
Subjek kini tinggal bersama ibu dan ayah tirinya, dengan 2 orang adik hasil pernikahan sang ibu dan ayah tirinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar