Nahh ini
pembahasan mengenai hasil yang kelompok kami buat dengan kasus lesbian
PEMBAHASAN :
Metode : Asosiasi bebas
Kami meminta subjek untuk berbaring
senyaman mungkin, tapi subjek menolak dan berkeinginan untuk duduk selama
proses terapi berlangsung. Akhirnya subjek memilih sendiri posisi nyamannya,
subjek juga tidak keberatan jika ada banyak orang saat proses terapi
berlangsung.
Identitas Subjek
Nama :
GH
Jenis Kelamin :
Perempuan
Persoalan yang dihadapi : Menyukai
sesama jenis
Kesimpulan
cerita :
Subjek merupakan anak dengan orangtua yang berbeda agama, ibundanya
seorang yang beragaman kristen, dan ayahnya beragaman islam. Subjek tidak
pernah menanyakan mengenai masa lalu orang tuanya, suatu ketika subjek pernah
mengungkit mengenai hal sensitif ini, tapi sang ibu menolak untuk
menceritakannya, sejak saat itu subjek tidak pernah bertanya lagi. Subjek
memiliki pengalaman kurang menyenangkan dengan ayahnya. Saat subjek masih
kecil, ayahnya menceraikan ibunya. Sang ayah pun diketahui memiliki 3 orang
istri, ibu subjek adalah istri pertamanya, saat bercerai ayah subjek membawa
serta istri ke 2 nya. Seakan-akan subjek merasakan apa yang dirasakan ibunya,
subjek pun marah dengan sikap ayahnya. Ibu subjek kemudian menikah lagi, dan
masih menjalani biduk rumah tangganya hingga saat ini. Sejak kecil subjek
dirawat oleh ayah tirinya, yang kemudian diaku subjek sebagai ayah kandungnya.
Subjek mengatakan kepada kami, jika ayah kandungnya dianggap telah tiada. Saat
masih kecil, ayah kandung subjek sering datang berkunjung, saat usia sebelum
TK, subjek sudah mengetahui bahwa laki-laki yang sering datang adalah ayah
kandungnya. Ayah kandung subjek sering datang bersama istri barunya, mereka
juga suka mengajak subjek berjalan-jalan.
Saat memasuki remaja, subjek mulai mengetahui semua cerita masa
lalunya dari sang tante, subjek pun mulai memahami kondisinya. Subjek sempat
tinggal bersama ayahnya selama beberapa tahun, tapi kemudian kembali kepada
ibunya. Meski segala fasilitas terpenuhi, subjek merasa semuanya tidak cukup,
saat itu subjek tinggal dengan istri-istri ayahnya, dan anak dari istri-istri
ayahnya yang lain, meski diperlakukan dengan baik, tapi subjek merasa tidak
nyaman tinggal disana.
Dalam situasi seperti ini diusia yang labil, akhirnya subjek
memilih untuk berpacaran dengan sesama jenis. Meski ketertarikannya dengan
perempuan mulai terlihat sejak subjek duduk dibangku sd. Hingga kini subjek
masih menyukai sesama jenis, dan memiliki pasangan.
Subjek juga pernah mendapatkan penolakan dari kakeknya, saat subjek
lahir, kakeknya menolak kehadiran subjek, entah apa yang sebenarnya terjadi,
tapi lambat laun sang kakek pun dapat menerima kehadiran subjek, meski subjek
mengaku lebih dekat dengan neneknya.
Subjek kini tinggal bersama ibu dan ayah tirinya, dengan 2 orang
adik hasil pernikahan sang ibu dan ayah tirinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar