Konsep Konseling Bermain
Dalam melakukan komunikasi dengan
anak, kita seringkali kesulitan. Hal ini disebabkan anak tidak memiliki
kemampuan yang cukup dalam menjelaskan permasalahannya. Seringnya, anak
justru akan terlihat ketakutan atau memperlihatkan penolakan jika orang dewasa
mendekatinya dengan menggunakan bahasa verbal.
Salah satu waktu anak bisa
berekspresi adalah saat mereka bermain. Sebagaiman diungkap oleh Muro
& Kottman (1995) bahwa bermain merupakan bentuk self expression bawaan
anak. Bermain terjadi secara alamiah pada anak dan merupakan suatu
ekspresi spontan dari emosi dan pikiran-pikirannya. Konselor tentu harus
memanfaatkan situasi ini untuk mengeksplor emosi dan pikiran anak.
A Freud memandang bermain ekuivalen
dengan bahasa orang dewasa. Sementara M. Klein (Muro & Kottman,1995)
memandang lain. Dia berpendapat bahwa aktivitas bermain dapat
diinterpretasi langsung oleh konselor secara bebas (free association).
Permainan anak berkembang sesuai
dengan usianya. Misalnya bermain dengan aspek sensory motor merupakan
dua jenis bermain yang dilakukan oleh anak pada usia tiga tahun pertama ;
sedangkan bermain simbolik mencapai puncaknya pada usia empat dan lima
tahun yang kemudian diikuti dengan semakin meningkatnya aktivitas permainan
dengan aturan bermain konstruktif. Kecenderungan-kecenderungan perkembangan
bermain tersebut memberikan suatu indikasi tentang bahan, program, dan
aktivitas bermain yang perlu disediakan bagi keperluan pendidikan dan bimbingan
konseling anak.
Tujuan Konseling Bermain
Pada dasarnya konseling bermain
memiliki tujuan yang sama dengan konseling pada umumnya, yakni membantu anak
untuk belajar tentang diri dan lingkungannya sehingga ia mampu mengambil
keputusan dan upaya-upaya yang tepat sesuai dengan permasalahan yang dihadapi
atau kebutuhan perkembangannya.
Landreth mengemukakan bahwa dalam
proses konseling bermain, konselor hendaknya menyelesaikan sasaran-sasaran
berikut :
- Membangun suasana yang aman bagi anak dengan merespon anak dengan baik
- Memahami dan menerima pandangan anak tentang lingkungannya dengan menunjukkan perhatian yang tepat
- Mendorong anak untuk mengekspresikan emosinya tanpa judgement
- Mendorong anak untuk bertanggung jawab dan membuat keputusan sendiri dalam permainannya
- Menyedikan peluang kepada anak untuk mengembangkan kemampuan pengendalian diri dan menghadapi peristiwa yang mungkin akan dihadapinya
- Memverbalisasikan pengalaman dan pengamatan konselor tentang perasaan dan tindakan anak.
Proses Konseling Bermain
Pada umumnya proses konseling tidak
memiliki tahapan yang pasti. Hal-hal yang sifatnya spontan, emergent, dan
kontekstual bisa mempengaruhi jalannya konseling bermain. Namun tentunya,
proses konseling tetap harus memiliki arah yang jelas. Muro & Kotmann
(1995) menyarankan konseling bermain berlangsung dalam 30-50 menit. Fase
yang dilalalui adalah sebagai berikut :
- Fase Pembukaan
Konselor dengan sikap penerimaan
yang baik mempersilakan dan mengundang anak untuk bermain di ruangan yang telah
disiapkan sebelumnya. Menurut Carmichael (1994), peran konselor yang pertama
dan terpenting adalah menyediakan suatu lingkungan yang secara emosional
permisif dan aman bagi anak untuk berekspresi.
- Fase Anak Bermain
Fase selanjutnya anak melakukan
aktifitas bermain sesuai dengan minat dan pilihannya. Konselor di sini menjadi
teman bermain. Pada fase ini , konselor memperhatikan pola-pola perilaku yang
ditampilkan anak. Konselor perlu memverbalisasikan pengalaman dan
pengamatan konselor terhadap perasaan dan tindakan anak
- Fase Penutupan
Dalam ruang bermain, seorang anak
yang siap mengakhiri konseling bisa mengekspresikan kurang minat untuk bermain
sehingga mungkin tampak lesu atau bahkan merengek-rengek. Disarankan agar pada
sesi sebelum penutupan ada semacam pemberitahuan dari pihak konselor.
Konselor dapat mendiskusikan perubahan yang konselor lihat juga meminta
pendapat anak tentang perubahan yang dialaminya sejak awal konseling bermain.
Permainan Sensorimotor ( Praktis )Menggunakan semua indera denganmenyentuh, mengeksplorasi benda,berlari, melompat, meluncur,berputar,melempar bola
Konsep Konseling Bermain
Dalam melakukan komunikasi dengan
anak, kita seringkali kesulitan. Hal ini disebabkan anak tidak memiliki
kemampuan yang cukup dalam menjelaskan permasalahannya. Seringnya, anak
justru akan terlihat ketakutan atau memperlihatkan penolakan jika orang dewasa
mendekatinya dengan menggunakan bahasa verbal.
Salah satu waktu anak bisa
berekspresi adalah saat mereka bermain. Sebagaiman diungkap oleh Muro
& Kottman (1995) bahwa bermain merupakan bentuk self expression bawaan
anak. Bermain terjadi secara alamiah pada anak dan merupakan suatu
ekspresi spontan dari emosi dan pikiran-pikirannya. Konselor tentu harus
memanfaatkan situasi ini untuk mengeksplor emosi dan pikiran anak.
A Freud memandang bermain ekuivalen
dengan bahasa orang dewasa. Sementara M. Klein (Muro & Kottman,1995)
memandang lain. Dia berpendapat bahwa aktivitas bermain dapat
diinterpretasi langsung oleh konselor secara bebas (free association).
Permainan anak berkembang sesuai
dengan usianya. Misalnya bermain dengan aspek sensory motor merupakan
dua jenis bermain yang dilakukan oleh anak pada usia tiga tahun pertama ;
sedangkan bermain simbolik mencapai puncaknya pada usia empat dan lima
tahun yang kemudian diikuti dengan semakin meningkatnya aktivitas permainan
dengan aturan bermain konstruktif. Kecenderungan-kecenderungan perkembangan
bermain tersebut memberikan suatu indikasi tentang bahan, program, dan
aktivitas bermain yang perlu disediakan bagi keperluan pendidikan dan bimbingan
konseling anak.
Tujuan Konseling Bermain
Pada dasarnya konseling bermain
memiliki tujuan yang sama dengan konseling pada umumnya, yakni membantu anak
untuk belajar tentang diri dan lingkungannya sehingga ia mampu mengambil
keputusan dan upaya-upaya yang tepat sesuai dengan permasalahan yang dihadapi
atau kebutuhan perkembangannya.
Landreth mengemukakan bahwa dalam
proses konseling bermain, konselor hendaknya menyelesaikan sasaran-sasaran
berikut :
- Membangun suasana yang aman bagi anak dengan merespon anak dengan baik
- Memahami dan menerima pandangan anak tentang lingkungannya dengan menunjukkan perhatian yang tepat
- Mendorong anak untuk mengekspresikan emosinya tanpa judgement
- Mendorong anak untuk bertanggung jawab dan membuat keputusan sendiri dalam permainannya
- Menyedikan peluang kepada anak untuk mengembangkan kemampuan pengendalian diri dan menghadapi peristiwa yang mungkin akan dihadapinya
- Memverbalisasikan pengalaman dan pengamatan konselor tentang perasaan dan tindakan anak.
Proses Konseling Bermain
Pada umumnya proses konseling tidak
memiliki tahapan yang pasti. Hal-hal yang sifatnya spontan, emergent, dan
kontekstual bisa mempengaruhi jalannya konseling bermain. Namun tentunya,
proses konseling tetap harus memiliki arah yang jelas. Muro & Kotmann
(1995) menyarankan konseling bermain berlangsung dalam 30-50 menit. Fase
yang dilalalui adalah sebagai berikut :
- Fase Pembukaan
Konselor dengan sikap penerimaan
yang baik mempersilakan dan mengundang anak untuk bermain di ruangan yang telah
disiapkan sebelumnya. Menurut Carmichael (1994), peran konselor yang pertama
dan terpenting adalah menyediakan suatu lingkungan yang secara emosional
permisif dan aman bagi anak untuk berekspresi.
- Fase Anak Bermain
Fase selanjutnya anak melakukan
aktifitas bermain sesuai dengan minat dan pilihannya. Konselor di sini menjadi
teman bermain. Pada fase ini , konselor memperhatikan pola-pola perilaku yang
ditampilkan anak. Konselor perlu memverbalisasikan pengalaman dan
pengamatan konselor terhadap perasaan dan tindakan anak
- Fase Penutupan
Dalam ruang bermain, seorang anak
yang siap mengakhiri konseling bisa mengekspresikan kurang minat untuk bermain
sehingga mungkin tampak lesu atau bahkan merengek-rengek. Disarankan agar pada
sesi sebelum penutupan ada semacam pemberitahuan dari pihak konselor.
Konselor dapat mendiskusikan perubahan yang konselor lihat juga meminta
pendapat anak tentang perubahan yang dialaminya sejak awal konseling bermain.
Permainan Sensorimotor ( Praktis )Menggunakan semua indera denganmenyentuh, mengeksplorasi benda,berlari, melompat, meluncur,berputar,melempar bola
Tidak ada komentar:
Posting Komentar