Psikoterapi dalam Islam dapat menyembuhkan semua aspek psikopatologi,
baik yang bersifat duniawi maupun ukhrawi. Psikoterapi hati itu ada
lima macam :
- Membaca Al-Quran sambil mencoba memahami artinya;
- Melakukan shalat malam;
- Bergaul dengan orang yang baik atau salih;
- puasa
- zikir malam hari yang lama
- 1. membaca Al-qur’an
Al-Quran dianggap sebagai terapi yang pertama dan utama, sebab
didalamnya memuat resep-resep mujarab yang dapat menyembuhkan penyalkit
jiwa manusia. Tingkat kemujarabannya sangat tergantung seberapa jauh
tingkat sugesti keimanan pasien.
Al-Qurthubi dalam tafsirnya menyebutkan bahwa ada dua pendapat dalam memahami term
syifa’ dalam ayat tersebut.
Pertama, terapi
bagi jiwa yang dapat menghilangkan kebodohan dan keraguan, membuka jiwa
yang tertutup, serta dapat menyembuhkan jjwa yang sakit;
kedua,
terapi yang dapat menyembuhkan penyakit fisik, baik dalam bentuk azimat
maupun tangkal. Sementara Al-Thabathaba’I mengemukakan bahwa
syifa’
dalam Al-Qur’an memiliki makna “terapi ruhaniah” yang dapat
menyembuhkan penyakit batin. Al-Thabathaba’I jiga mengemukakan bahwa
Al-Quran juga dapat menyembuhkan penyakit jasmani, baik melalui bacaan
atau tulisan.
Menurut al-Faidh al-Kasyani dalam Tafsirnya mengemukakan bahwa
lafal-lafal al-Quran dapat menyembuhkan penyakit badan, sedangkan
makna-maknanya dapat menyembuhkan penyakit jiwa. Menurut Ibnu Qayyim
al-Jauziyah, bacaan al-Quran mampu mengobati penyakit jiwa dan badan
manusia. Obat yang mujarab yang dapat mengobati kedua penyakit ini
adalah hidayah al-Quran.
Kemukjizatan lafal al-Quran bukan hanya perkalimat, tetapi perkata,
bahkan perhuruf. Hal itu dianalogikan dengan sabda Nabi bahwa pahala
membaca al-Quran bukan perkalimat atau perkata, tetapi per huruf.
Apabila al-Quran dihadapkan pada orang yang sehat mentalnya, maka ia
bernilai
konstruktif. Artinya, ia dapat memperkuat dan
mengembangkan integritas dan penyesuaian kepribadian dirinya. Karena
itu, berobat dengan menggunakan al-Quran, baik secara lahiriah maupun
batiniah, tidak hanya ketika dalam kondisi sakit, namun sangat
dianjurkan dalam kondisi sehat.
2. Shalat diwaktu malam
Shalat tahajjud memiliki banyak hikmah. Diantaranya adalah (1) setelah melakukan ibadah tambahan (
nafilah),
baik dengan shalat maupun membaca al-Quran, maka dirinya mendapatkan
kedudukan terpuji dihadapan Allah SWT; (2) memiliki kepribadian
sebagaimana kepribadian orang-orang salih yang selalu dekat (
taqqarub)
kepada Allah SWT, terhapus dosanya dan terhindar dari perbuatan munkar;
(3) jiwanya selalu hidup sehingga mudah mendapatkan ilmu dan
ketenteraman, bahkan Allah SWT menjajikan kenikmatan surga baginya; (4)
doanya diterima, dosanya mendapatkan ampunan dari Allah SWT, dan diberi
rizki yang halal dan lapang tanpa susah payah mencarinya; (5) sebagai
ungkapan rasa syukur terhadap apa yang telah diberikan oleh Allah SWT
sebagai rasa syukur, nabi SAW sendiri selalu melakukan tahajjud walaupun
tumit kakinya bengkak.
Setelah shalat sunat di malam hari, amalan yang perlu dilakukan
adalah berdo’a, berdzikir dan membaca wirid, sebab berdoa di malam hari
mudah dikabulkan oleh Allah SWT. Sabda Nabi SAW : “Sesuatu yang lebih
mendekatkan Tuhan kepada hamba-Nya di tengah malam adalah apabila engkau
mampu melakukan zikir kepada Allah maka lakukanlah.”
Shalat juga merupakan terapi psikis yang bersifat kuratif, preventif, dan konstruktif sekaligus.
Pertama, shalat membina seseorang untuk melatih konsentrasi yang integral dan komprehensif.hal itu tergambar dalam niat dan khusyu’.
Kedua, shalat
dapat menjaga kesehatan potensi-potensi psikis manusia, seperti potensi
kalbu untuk merasa (emosi), potensi akal untuk berpikir (kognisi), dan
potensi syahwat (appetite) dan ghadab (defense) untuk berkarsa (konasi).
Denga shalat, seseorang dapat menjaga dua dari lima prinsip kehidupan.
Lima prinsip kehidupan itu adalah memelihara agama, memelihara jiwa,
memelihara akal, memelihara keturunan, dan memelihara kehormatan dan
harta benda. Dengan shalat ia mampu menjaga agamanya, sebab shalat
merupakan tiang agama. Demikian juga ia dapat menjaga akalnya agar
terhindar dari segala zat yang membahayakan.
Ketiga, shalat mengandung doa yang dapat membebaskan manusia dan penyakit batin.
Dosa adalah penyakit (psikopatologi), sedang obat (psikoterapi)-nya
adalah taubat. Shalat adalah manifestasi dari taubat seseorang, karena
dalam shalat seseorang kembali (taba) pada Pencipta-nya.salah satu
indikator taubat adalah mengakui kesalahan dan dosa-dosa yang diperbuat.
Dengan pengakuan akan dosa dan permohonan untuk penghapusan dosa dalam
doa
iftitah, menghantarkan seseorang untuk kembali pada fitrah
aslinya yang terbebas dari segala penyakit batin. Bahkan dalam hadis
lain, shalat lima waktu dapat membersihkan fisik dan psikis seseorang
seperti orang yang membersihkan tubuhnya lima kali dalam sehari semalam.
3. Bergaul dengan orang shalih.
Orang yang salih adalah orang yang mampu mengintegrasikan dirinya dan
mampu mengaktualisasikan potensinya semaksimal mungkin dalam berbagai
dimensi kehidupan. Dalam tradisi kaum sufi, seseorang yang shalih dan
dapat menyembuhkan penyakit ruhani manusia disebut dengan
al-thabib al-ilahi atau mursyid.
Menurut al-Syarqawi, adalah al-thabib al-murabbi (dokter pendidik).
Dokter seperti ini lazimnya memberikan resep penyembuhan kepada
pasiennya melalui dua cara, yaitu:
1. negative (al-salabi), dengan cara membersihkan diri dari segala sifat-sifat dan akhlak yang tercela.
2. positif (al-ijabi), dengan mengisi diri dari sifat-sifat atau akhlak yang terpuji.
Menurut Sa’id Hawwa, menyatakan bahwa zikir, wirid, dan amalan-amalan
tertentu belum cukup untuk mengobati penyakit jiwa, melainkan
diperlukan ilmu yang disertai dengan mujahadah. Baik mursyid maupun
al-thabib al-ilahi, keduanya memiliki-pinjam istilah Abraham
Maslow-pengalaman puncak
(peak experience), sebab selain mereka melaksanakan kewajiban-kewajiban pokok juga melakukan perluasan diri (
extension of the self) dengan ibadah-ibadah khusus.
4. Melakukan puasa.
Puasa disini adalah menahan diri dari segala perbuatan yang dapat merusak citra fitri manusia. Pembagian puasa ada 2:
1. Puasa fisik, yaitu menahan lapar,haus, dan berhubungan seks.(bukan miliknya atau bukan pada tempatnya)
2. Puasa psikis, yaitu menahan hawa nafsu dari segala perbuatan maksiat.
Puasa juga mampu menumbuhkan efekemosional yang positif, seperti
menyadari akan kemaha kuasaan Allah SWT, menumbuhkan solidaritas dan
kepedulian terhadap orang lain, serta menghidupkan nilai-nilai positif
dalam dirinya untuk aktualisasi diri sebaik mungkin. Hikmah lapar
menurut Al-Ghazali:
- Menjernihkan Qalbu dan mempertajam pandangan
- Melembutkan Qalbu sehingga mampu merasakan kenikmatan batin
- Menjauhkan prilaku yang hina dan sombong
- Mengingatkan jiwa manusia akan cobaan dan azab Allah
- Memperlemah syahwat dan tertahannya nafsu amarah yang buruk
- Mengurangi jam tidur dan memperkuat kondisi terjaga dimalam hari untuk ibadah
- Mempermudah seseorang untuk selalu tekun beribadah
- Menyehatkan badan dan jiwa serta menolak penyakit
- Menumbuhkan sikap mendahulukan suka membantu orang lain dan mudah bersedekah.
5. Zikir
Zikir dalam arti sempit memiliki makna menyebut asma-asma Allah dalam
berbagai kesempatan. Sedangkan dalam arti luas mengingat segala
keagungan dan kasih saying Allah SWT yang telah diberikan,serta dengan
menaati perintahnya dan menjauhi larangannya.
Dua makna yang terkandung dalam lafal zikir menurut At-Thabathabai:
1. Kegiatan psikologis yang memungkinkan seseorang memelihara makna
sesuatu yang diyakini berdasarkan pengetahuannya atau ia berusaha hadir
padanya (istikdhar)
2. Hadirnya sesuatu pada hati dan ucapan seseorang.
Zikir dapat mengembalikan kesadaran seseorang yang hilang, sebab
aktivitas zikir mendorong seseorang untuk mengingat, menyebut kembali
hal-hal yang tersembunyi dalam hatinya. Zikir juga mampu mengingatkan
seseorang bahwa yang membuat dan menyembuhkan penyakit hanyalah Allah
SWT semata, sehingga zikir mampu memberi sugesti penyembuhannya.
Melakukan zikir sama halnya nilainya dengan terapi rileksasi, yaitu
satu bentuk terapi dengan menekankan upaya mengantarkan pasien bagaimana
cara ia harus beristirahat dan bersantai-santai melalui pengurangan
ketegangan atau tekanan psikologis. Kunci utama keadaan jiwa mereka itu
adalah karena melakukan zikir.firman Allah SWT:
(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi
tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, Hanya dengan mengingati
Allah-lah hati menjadi tenteram.(QS. Al-Ra’d:28)
Cara berzikir:
1. Zikir Jabar, zikir yang dikeraskan baik melalui suara maupun
gerakan. Fungsinya adalah untuk menormalisasikan kembali fungsi system
jaringan syaraf,sel-sel, dan semua organ tubuh.
2. Zikir Sirr, zikir yang diucapkan dalam hati.
Kesimpulan kelima terapi diatas adalah terapi dengan doa dan munajat.
Doa adalah permohonan kepada Allah SWT agar segala gangguan dan
penyakit jiwa yang dideritanya hilang. Allah yang memberikan penyakit
dan Dia pula yang memberikan kesembuhan. Doa dan munajah banyak didapat
dalam setiap ibadah, baik dalam shalat, puasa, haji, maupun dalam
aktivitas sehari-hari. Agar doa dapat diterima maka diperlukan
syarat-syarat khusus, diantaranya dengan membaca istigfar terlebih
dahulu. Istigfar tidak hanya berarti memohon ampunan kepada Allah,
tetapi lebih esensial lagi yaitu memiliki makna taubat.
Yang unik dalam psikoterapi islam adalah keberadaannya sangat
subyektif dan teosentris. Dalam melakukan terapi, masing-masing individu
memiliki tingkat kualitas yang berbeda seiring pengetahuan, pengalaman,
dan pengamalan yang dimiliki. Tentunya hal itu mempengaruhi tingkat
kemujaraban terapi yang diberikan. Perbedaan itu dapat dipahami sebab
dalam islam mempercayai adanya anugrah dan kekuatan agung diluar
kekuatan manusia, yaitu Tuhan